Rabu, 28 November 2012

Kisah Samanera Cilik




Disuatu vihara tinggallah seorang samanera cilik,suatu hari samanera itu diajak ke suatu tempat oleh seorang bhikkhu senior divihara itu. tempat tersebut berada dibelakang vihara dan tempat tersebut tidak pernah dikunjungi oleh satupun orang divihara itu. pada saat dibuka pintu tempat tersebut oleh bhikkhu senior ternyata didalamnya terdapat sebuah kolam yang didalamnya terdapat tengkorak dan air dari kolam tersebut bewarna hijau dan terdapat sebatang kayu papan diatasnya yang menghubungkan satu ujung dengan ujung yang lainnya. samanera ini bertanya kepada bhikkhu senior itu "kenapa aku diajak kesini??" dan bhikkhu tersebut menjawab "saya mengajak kamu kesini karena saya akan mengetes kamu untuk menyebrangi kolam itu"  alangkah kagetnya samanera itu. lalu bhikkhu senior itu kembali berkata "kamu akan menyebrangi kolam ini minggu depan, maka selama satu minggu kamu harus terus berlati ingat itu dan satu lagi air kolam itu adalah air keras dan jika kamu terjatuh dan gagal maka kamu akan meninggal". Samanera cilik itu bertambah kaget setelah mengetahui hal tersebut, lalu samanera tersebut diajak keluar dari tempat itu. Setelah kembali dari tempat itu samanera terus terus dan terus berlatih untuk mempersiapakan semuanya, dan awal latihan beliau gagal tetapi akhirnya lama kelamaan berhasil. Dan tibalah waktunya dimana samanera itu harus menyebrangi kolam itu, lalu tibalah mereka di tempat tersebut sebelum masuk bhikkhu itu bertanya kepada samanera cilik itu “apakah kamu sudah siap??” jawab samanera cilik itu dengan lantangnya “saya siaaappp….” Akhirnya dibukalah pintu dari tempat tersebut dan apa yang terjadi ternyata tanpa diduga samanera cilik ternyata papan kayunya menjadi lebih kecil, dan hal tersebut membuat samanera cilik itu menjadi tidak yakin padahal sebelumnya beliau sudah yakin bisa menyebrangi kolam itu. Lalu bhikkhu senior berkata “hayo, silahkan kamu menyebrangi kolam tersebut” dengan terpaksa ,rasa ragu, dan takut samanera cilik itu menyebrangi kolam dengan hati-hati dan ternyata pada saat beliau tiba di tengah kolam samanera cilik itu menjadi tidak seimbang dan terjatuh Dan bhikkhu senior itu tertawa terbahak-bahak menyaksikan hal tersebut. Dan apa yang terjadi samanera itu kaget ternyata beliau tidak apa-apa, lalu beliau bertanya kepada bhikkhu senior tersebut “bhante, kenapa saya tidak mengalami apapun padahal air kolam  ini adalah air keras kata kamu waktu itu??” lalu bhikkhu itu menjawab “ternyata kamu mudah terpengaruh akan apa yang di ucapkan oleh orang lain. Sebenarnya air dari kolam hanyalah air biasa, karena keraguan dan ketakutan kamu maka membuat kamu gagal dalam menyebrangi kolam tersebut. Seandainya saja kamu yakin pada diri kamu sendiri bahwa kamu bisa walau papan tersebut menjadi lebih kecil kamu pasti berhasil menyebrangi kolam tersebut” dengan basah samanera dan bhikkhu itu kembali kevihara, dari hal tersebut samanera cilik itu belajar bahwa kita harus yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu hal walau apa yang kita hadapi itu sulit dan tidak mudah percaya akan apa yang diucapkan seseorang karena apa yang diucapkan belum tentu benar adanya.

kesimpulan: - bahwa kita harus yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu hal walau apa yang kita hadapi itu sulit.
-tidak mudah percaya akan apa yang diucapkan seseorang karena apa yang diucapkan belum tentu benar adanya.

Cerita ini dikutip dari buku sicacing dan kotoran kesayangannya edisi pertama
Semoga cerita ini bermanfaat bagi anda sekalian. Thx

Masih Ada Hari Esok

Ada sebuah kisah, suatu hari Raja Neraka merasa jumlah penghuni neraka semakin berkurang dan dengan gelisah bertanya pada iblis penjaga neraka, "Bagaimana caranya untuk meningkatkan jumlah penghuni neraka ini?"

Jende

ral berkepala kerbau menjawab, "Saya akan pergi ke alam manusia dan memberi tahu manusia bahwa 'tidak ada surga' di dunia ini, jadi tidak perlu lagi berbuat kebajikan. Kebajikan sebanyak apa pun, hati sebaik apa pun sama sekali tiada gunanya."

Mendengar usul tersebut, Raja Neraka menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Mengatakan demikian kepada manusia, kekuatannya tidak cukup kuat."

Jenderal berwajah kuda berkata, "Saya akan ke bumi dan memberi tahu manusia bahwa 'tidak ada neraka', sehingga mereka bebas melakukan apa saja dan mengerjakan apa saja sesuka hati."

Raja Neraka berpikir dan menganggap perkataan yang demikian pun tidak akan berpengaruh besar. Pada saat itu, ada satu setan kecil yang berkata, "Aku akan mengunjungi mereka dan memberitahukan mereka bahwa 'masih ada hari esok."

Mendengar usul tersebut, Raja Neraka dengan puas menitahkan, "Betul!" Cepat umumkan kepada segenap umat manusia bahwa, "Setiap orang masih memiliki hari esok.' Manusia mudah mengendur, jika mereka mengetahui bahwa masih ada hari esok, mereka akan berpikir masih ada waktu; Meningkatkan kualitas diri, lakukan saja besok; Berbuat baik, kerjakan saja besok. Segala harapan diletakkan pada hari esok, semangat untuk mengejar kemajuan akan patah. Dengan terpatahkannya semangat, maka kelengahan akan timbul, dan mereka pada akhirnya akan terjerumus ke neraka."

Dari sini dapat disimpulkan: Kehidupan manusia tidak kekal, bagaimana kita dapat berpikir untuk menunggu hari esok?

Dikutip dari Buku Ilmu Ekonomi Kehidupan (Karya Master Cheng Yen).