Kamis, 13 Januari 2011

Teory SAMATHA – BHAVANA I


Samatha Bhavana berarti Pengembangan Ketenangan Bathin
Keterangan dalam bahasa PALI sebagai berikut;


A KILESE SAMETITI ; SAMATHO
Artinya;
Keadaan yang membuat kilesa tenang disebut
SAMATHA, yaitu Ekaggata yang berada dalam
Mahakusala-citta 8 dan Rupavacarapathamajjhana-kusala citta 1


B CITTAM SAMETITI ;SAMATHO
Artinya;
Keadaan yang membuat pikiran tenang dalam
Konsentrasi terhadap suatu objek di sebut SAMATHA,
Yaitu Ekaggata yang berada dalam Maha ̃kriya-citta
8 dan Rupa ̃vacara-pathamajjha ̃nakriya-citta 1


C VITAKKADI OLARIKADHAMME SAMETITI ; SAMATHO
Artinya;
Keadaan yang membuat jhana jenis kasar tidak timbul
Disebut SAMATHA, yaitu Ekaggata yang berada
Dalam Dutiyajjhanakusalakriya-citta dan lain-lainya
Sehingga mencapai Pancamajjhanakusalakriya-citta


KILESE SAMETITI ; SAMATHO
Bagi mereka yang melaksanakan maditasi samatha bhavana, pada saat itu Mahakusala-cittupada timbul terus menerus, jika orang itu adalah Tihetuka-Puggala dan berusaha dengan secukupnya, ia akan mampu dan berhasil menjadi Jhanalabhi-Puggala, yaitu Rupavacara-pathamajjhanakusala timbul.
Dalam Mahakusala-ciituppada dan Pathamajjhanakusala-cittuppada ini EKAGGATA-CETASIKA menjadi pemimpin.
Dengan adanya pengertian Ekaggata-Cetasika inilah timbul kalimat bahasa PALI yang berbunyi ‘KILESE SAMETITI ; SAMATHO


Yang dimaksud THETUKA-PUGALA, adalah;
Mahluk yang dilahirkan dengan kekuatan alobha(tidak tamak) adosa(tidak benci), dan amoha(tidak bodoh)
Jika seseorang dilahirkan dengan kekuatan alobha, adosa, dan amoha. Ia disebut Tihetuka-Puggala
Dan mampu mencapai jhana dalam kehidupan sekarang,
Jika dia melaksanakan samatha Bhavana.
Dan mampu menjadi Aria Puggala jika dia melaksanakan Vipassana-bhavana


Yang dimaksud JHANALABHI-PUGGALA, adalah
Meditasiawan yang melaksanakan samatha bhavana sehingga memdapatkan Jhana, dan mahir dalam Jhana, artinya kapanpun ia bisa memasuki Jhana dan bisa keluar dari Jhana setiap saat.
CITTAM SAMETITI ; samatho
Bagi mereka(yang mulia meditator) yang telah menjadi Arahat, kemudian berbalik melaksanakan Samatha-Bhavana supaya mendapatkan Lokiya-Jhanna, pada saat itu dalam meditasi Mahakriya-cittuppada timbul terus-menerus sehingga mencapai Jhanna-Puggala, yaitu Rupavacara-pathamajjhana-kriya-cittuppada timbul
Mahakriya-cittuppada dan Pathamajhannakriya-cittuppada ini tidak dapat membasmi kilesa dan nivarana.
Dalam Mahakriya-cittuppada dan Pathamajhannakriya-cittuppada ini, EKAGGATA-CETASIKA menjadi Pemimpin.
Dengan adanya pengertian Ekaggata-Cetasika inilah timbul bahasa Pali yang berbunyi
CITTAM SAMETITI ; SAMATHO


VITAKKADI OLARIKADHAMME SAMETITI ; SAMATHO
Orang awam, Sekkha-Puggala dan Asekha-Puggala yang menjadi Pathamajhannalabhi-Puggala, bila melanjutkan melaksanakan Samath-Bhavana, Jhanna tingkat atas ada Dutiyajhannakusala-kriya dan lain-lain timbul menurut tingkatan
Dutiyajjhanna-cittuppada yang menjadi kusala-kriya dan lain-lain, tidak usah lagi membasmi dan menenangkan kilesa nivarana
Bila jhanna tersebut timbul membuat pikiran terkonsentrasi lebih kuat menurut tingkatan, berikut dengan meningalkan jhana yang kasar yaitu VITAKA dan lain-lain, yaitu Dutiyajjhana meningalkan Vitakka, Tatiyajjhana meninglkan Vicara, Catutthajjhana meningalkan piti,
Pancamajjhana meningalkan sukkha.
Dalam Dutiyajjhana-kusala-kriya-cittuppada ini timbul, ada EKAGGATA-CETASIKA yang menjadi pemimpin,
Dengan tercapainya EKAGGATA-CETASIKA inilah sehinga timbul kalimat bahasa Pali yang berbunyi
VITAKKADI OLARIKADHAMME SAMETITI ; SAMATHO


SAMATHA ada dua macam, yaitu;


PARITTA-SAMATHA; bagi mereka yang melaksanakan samatha-bhavana tetapi belum mencapai Appana-Bhavana, disebut Paritta-Samatha.
Sebab pada saat itu yang ada hanya Mahakusala atau Mahakriya-JAVANA, yang timbul dan jhana yang ada pada saat itu mempunyai kekuatan yang lemah.


MAHAGGATA-SAMATHA ; bagi mereka yang melasanakan Samatha-Bhavana dan telah mencapai Appana-Bhavana yaitu Mahaggata-Jhana, disebut Mahaggata-Samatha
Sebab pada saat itu Mahaggatakusala telah timbul dan dapat dicapai atau mencapai Mahaggatakriya JAVANA
TELAH TIMBUL, dan jhana yang dihasilkan pada saat dicapai, mempunyai kekuatan yang sangat besar dan mampu,dapat mengkonsentrasikan pada objek meditasi dengan kuat.


JHANA, berarti kesadaran/pikiran yang melekat kuat dalam objek Kammatthana(Meditasi), yaitu kesadaran/pikiran terkonsentrasi pada objek meditasi yang dipilih dengan ke kuatan Appana-Samadhi, samadi disini meningalkan istilah meditasi, karena pikiran telah terkonsentrasi kuat pada objek meditasi, maka kata Samadhi mengambil alih istilah meditasi yang kita lakukan,
Appana-Samadhi adalah konsentrasi yang pandai/ahli yaitu kesadaran pikiran terkonsentrasi pada objek dengan kuat


8 Tingkat Jhana


1 Pathama-Jhana
2 Dutiya-Jhana
3 Tatiya-Jhana
4 Catuttha-Jhana
5 Akasanancayatana-Jhana
6 Vinnanancayatana-Jhana
7 Akincannayatana-Jhana
8 Nevasannanasayatana-Jhana
40 objek pokok meditasi


A Kasina 10 (10 wujut benda)
B Asubha 10 (10 wujut kotoran)
C Anussati 10 (10 macam perenungan)
D Appamanna 4(4 keadaan yang tidak terbatas)
E Aharepatikusalasanna 1 (1 perenungan terhadap makanan memjijikan)
F Catudhatuvavatthana 1 (1 analisa terhadap 4 unsur)
G Arupa 4 (4 perenungan tampa materi)


Nb, detailnya dapat saya berikan jika ada yang tertarik dengan objek tertentu


6 CARITA,
yaitu 6 macam prilaku yang dikaitkan dengan kecocokan objek meditasi
Ini tidak saya uraikan karena sebaiknya minta objek meditasi pada yang ahli dan mempunyai otoritas yaitu “Bikkhu”


Masing masing CARITA ini secara garis besar mempuyai kecocokan tertentu terhadap objek meditasi.


BHAVANA ada 3 tingkatan


1 PARIKAMMA-BHAVANA, pegembangan bhtin tingkat pendahuluan
2 UPACARA-BHAVANA, pengembangan bathin tingkat penghampiran
3 APPANA-BHAVANA,pengembangan bathin tingkat terkonsentrasi dengan kuat


Untuk mencapai Parikamma-Bhavana objek apakah yang harus diambil dalam melaksanakan meditasi
Samatha-Bhavana. Semua objek(40 objek) dapat menghasilkan Parikamma-Bhavana


Untuk mencapai Upacara-Bhavana, objek meditasi yang dapat menghasilkanya yaitu
8 Anussati (buddhanussati, s.d Devanussati)
Aharepatikulasanna1 dan catudhatuvavatthana


Untuk mencapai Appana-Bhavana, objek meditasi yang dapat menghasilkanya
’10 objek kasina, 10 objek Asubha, 1O Kayagatasati, anapanassati, 4 Appamanna, dan 4 Arupa




Untuk jhana 5-8, sesuai objek masing-masing


Mari kita masuk pada pencapaiyan jika teman teman sedhamma telah melaksanakan meditasi samatha dan cukup lama serta kira-kira mendapatkan gambaran pencapaiyan .
Ada di mana kira-kira tingkatan dan pencapaiyan meditasi kita dari tingkat awal hinga tercapai pemusatan pikiran


Ada 3 NIMITTA atau gambaran bathin saat kita melaksanakan meditasi Samatha-Bhavana


Yang pertama pada tingkatan PARIKAMMA-NIMITTA, Gambaran bathin permulaan, yaitu suatu objek yang kita pilih dalam meditasi kita, contoh jika memilih objek kasina warna merah misalnya, kemudian objek tersebut dibayangkan dalam pikiran, dan masih dalam kondisi tidak terlihat dengan jelas dan tetap.


UGGAHA-NIMITTA, gambaran bathin mencapai, yaitu objek meditasi yang kita ambil untuk meditasi, objek tersebut sudah melekat dalam pikiran, sebagai contoh kasina warna merah tsb.
Terlihat dengan jelas dan tetap


PATIBHAGA-NIMITTA, gambaran bathin berlawanan, di sini penguasan penuh terhadap objek dicapai, objek meditasi yang diambil telah melekat pada pikiran, objek yang diambil terlihat dengan nyata, tetap dan jernih (jika mengambil kasina warna sebagai contoh) terbebas dari gangguan, dan objek tersebut dapat dibesarkan dan dikecilkan dalam pikiran kita, biasanya jika mengambil kasina warna ada wadah kasina tsb yang kita ambil dalam ukuran tertentu, ukuran kasina tersebut itulah yang kita proyeksikan membesar dan mengecil sesuai keinginan kita.
Untuk mencapai Parikamma-Nimitta dan Uggaha-Nimitta, seluruh objek meditasi yang 40 dapat menghasilkan kedua pencapaiyan meditative di atas, tetapi untuk pencapaiyan ke tiga
Yaitu;
Patibhaga-Nimitta tidak semua objek dapai menghasilkan pencapaiyan ke 3, yaitu Patibhaga-Nimitta, kebanyakan yogi banyak yang keliru disini, sehingga kadang-kadang pencapaiyan meditasi seakan-akan mentok, padahal objek meditasinya kurang cocok untuk mencapai pemusatan pikiran/pencerapan secara mendalam.


Apa saja objek yang bias menghasilkan tingkat ke 3 atau Patibhaga-Nimitta, ada 22 objek dari 40, yang dianggap sesuai untuk pencapaiyan, tingkat ini, apa saja
10 Kasina, 10 Asubha, 1 Kayagatasati, dan 1 anapanasati


Pada saat yogi mencapai tahap Uggaha-Nimitta, dia harus mengubah objek meditasinya ke 22 objek yang dapat menghasilkan level 3 Nimitta, banyak para yogi yang tidak mendapat bimbingan tidak menyadari hal ini, kalau halanganya sudah mahir dengan objek yang dipakai 2 tahap sebelumnya dan susah menentukan apa yang dipilih untuk meningkatkan pencapaiyan meditasi, disitulah seorang guru yang mahir dan sudah menpraktekan Samatha di butuhkan,


Kebanyakan para yogi pemula terpaku pada teory, dan malas belajar pada guru meditasi, jika anda bercita-cita agar meditasinya maju dalam pencapaiyan inilah saatnya pergi ke Vihara dan bertanya pada para bhanthe,
Agar mendapat bimbingan guru yang pantas, jangan membaca teory atau bertanya pada orang yang belum pernah praktek, atau malah pencapaiyanya dibawah orang yang bertanya?


Ada bhikkhu yang spesialisasinya meditasi dan ditunjuk oleh Sanggha yang akan membantu, jadi para yogi ayo ke vihara dan berlatih meditasi, agar tidak mandek pencapaiyanya


Tambahan pada pencapaiyan Parikamma-Nimitta objek yang para yogi lihat dengan mata merupakan Paccuppanna-Rupa-Rammana (objek bentuk yang sekarang/pada saat ini)
Sedangkan pada level Uggaha-Nimitta dan Patibhaga-Nimitta objek meditasi yang dilihat dengan batin dan merupakan Atita-Rupa-Rammana (objek bentuk yang lalu)


PERBEDAANYA adalah Rupa-Rammana (objek bentuk) yang menjadi Uggaha-Nimitta itu mempunyai sifat yang sama dengan objek permulaan, sedangkan Rupa-Rammana (objek bentuk) pada Patibhaga-Nimitta tidak sama dengan objek permulaan, karena Rupa-Rammana pada level ini lebih jelas, jernih dan sangat jelas dilihat oleh bathin kita, seperti penglihatan mata yang baik yang dapat mengenali bentuk dengan segala sudut pandang.


Sampai di sini para Yogi dapat melanjutkan sendiri tahapan-tahapan meditasinya, biasanya setelah pencapaiyan
Patibhaga-Nimitta saya mengklasifikasikan yogi tersebut sebagai “mahir” tingal seberapa rajin, dan yakin akan pencapaiyanya tergantung saddha, dan Viriya
Yogi ini kita sebut saja melakukan Samadhi, dalam literature Buddha;
Sila, Samadhi, Panna,
Maka jangan lupa menyempurnakan pancasila buddhis, agar samadhinya maju, dan mudah mudahan melakukan VIPASSANA Bhavana, agar pannanya juga ikut berkembang,


Menilik pentingnya Vipassana-Bhavana dalam praktek dhamma Guru Agung Sammasambuddha Sidartha Gotama mungkin suatu hari, atau saatnya tepat akan kita bahas kemudian
Ataupun rekan senior di sini lebih mahir dari pada saya, untuk memenuhi praktek kemoralan saya minta rekan senior dalam dhamma untuk menulisnya

1 komentar:

  1. IGT Gaming, Casinos, and Games for sale in Maricopa
    Find jancasino.com your apr casino complete list 바카라 사이트 of casinos, games and https://octcasino.com/ games at IGT Gaming in Maricopa, Arizona. 1. Casinos in Casino at Residence febcasino.com

    BalasHapus