Kamis, 10 November 2011

Riwayat Hidup Buddha Gotama: Sabda Terakhir




Sang Bhagava berkata kepada Bhikkhu Ananda: “Ananda, engkau mungkin berpikir: ‘Bimbingan dan Sang Guru tak ada lagi; sekarang kita tak lagi memiliki guru.’ Namun, engkau tak seharusnya berpikir demikian karena apa yang telah Saya ajarkan dan Saya babarkan kepadamu sebagai Dhamma dan Vinaya akan menjadi gurumu setelah Saya wafat.” 
“Sampai saat ini, para bhikkhu saling menyapa dengan sebutan ‘Sahabat’ (Avuso), namun mereka sebaiknya tidak melakukan hal ini setelah Saya mangkat. Bhikkhu yang lebih tua seharusnya menyapa bhikkhu yang lebih muda dengan nama bhikkhu atau nama keluarganya, atau sebagai ‘Sahabat’ (Avuso). Dan bhikkhu yang lebih muda seharusnya menyapa bhikkhu yang lebih tua sebagai ‘Guru’ (Bhante) atau ‘Yang Mulia’ (Ayasma).”
“Ananda, jika memang diinginkan, Sangha boleh menghapuskan aturan-aturan kecil dan yang kurang penting setelah Saya mangkat.”
“Dan Ananda, setelah Saya mangkat nanti, sanksi yang lebih berat (brahmadanda) harus dijatuhkan kepada Channa.”
“Tapi, Bhante, apa sanksi yang lebih berat itu?”
“Apa pun yang diinginkan ataupun yang dikatakan Channa, ia tak boleh disapa, ditegur, ataupun dibimbing oleh para bhikkhu lainnya.”
Lalu Sang Bhagava berkata kepada para bhikkhu demikian: “Para Bhikkhu, mungkin saja ada bhikkhu yang memiliki keraguan atau ketidakpastian mengenai Buddha, Dhammu, Sangha, Jalan Suci, ataupun mengenai cara latihan. Bertanyalah sekarang, Para Bhikkhu! Jangan menyesal kelak dengan berpikir: ‘Kami berhadapan muka dengan Sang Guru, namun kami gagal bertanya kepada Yang Terberkahi langsung untuk menghalau keraguan kami’”
Ketika hal mi disampaikan, para bhikkhu diam saja. Untuk kedua dan ketiga kalinya, Sang Bhagava mengulangi kata-kata¬Nya, dan mereka tetap saja diam. Lalu Sang Bhagava berkata: “Para Bhikkhu, mungkin karena rasa hormat terhadap Sang Gurulah kalian tidak bertanya kepada Saya. Kalau begitu, Para Bhikkhu, biarlah sahabat yang satu menyampaikannya kepada yang lainnya!” Akan tetapi, mereka tetap saja diam.
Lalu Bhikkhu Ananda berkata kepada Sang Bhagava: “Menakjubkan, Bhante! Menakjubkan, Bhante! Saya begitu yakin bahwa di dalam kumpulan mi tak seorang bhikkhu pun yang memiliki keraguan atau kebimbangan mengenai Buddha, Dhamma, Sangha, Jalan Suci, ataupun mengenai cara latihan.”
“Ananda, engkau berkata atas keyakinan, namun Tathagata mengetahui bahwa di dalam kumpulan ini tak seorang bhikkhu pun yang memiliki keraguan atau kebimbangan mengenai Buddha, Dhamma, Sangha, Jalan Suci, ataupun mengenai cara latihan. Ananda, di antara kelima ratus bhikkhu ini, yang paling rendah pun adalah seorang Sotapanna, yang tak akan terjatuh ke alam rendah, namun kelak pasti akan mencapai Pencerahan.”
Lalu Yang Terberkahi berkata kepada para bhikkhu dan memberikan bimbingan-Nya yang terakhir:
“Handa dani, bhikkhave, amantayami vo, Vayadhamma sankhara, Appamadena sampadetha.”
“Para Bhikkhu, sekarang Saya nyatakan kepada kalian:
Segala hal yang terkondisi pasti akan hancur. Berjuanglah dengan penuh kesadaran!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar