Disuatu
vihara tinggallah seorang samanera cilik,suatu hari samanera itu diajak ke
suatu tempat oleh seorang bhikkhu senior divihara itu. tempat tersebut berada
dibelakang vihara dan tempat tersebut tidak pernah dikunjungi oleh satupun
orang divihara itu. pada saat dibuka pintu tempat tersebut oleh bhikkhu senior
ternyata didalamnya terdapat sebuah kolam yang didalamnya terdapat tengkorak
dan air dari kolam tersebut bewarna hijau dan terdapat sebatang kayu papan
diatasnya yang menghubungkan satu ujung dengan ujung yang lainnya. samanera ini
bertanya kepada bhikkhu senior itu "kenapa aku diajak
kesini??" dan bhikkhu tersebut menjawab "saya mengajak kamu kesini karena saya
akan mengetes kamu untuk menyebrangi kolam itu" alangkah
kagetnya samanera itu. lalu bhikkhu senior itu kembali berkata "kamu akan menyebrangi kolam ini minggu
depan, maka selama satu minggu kamu harus terus berlati ingat itu dan satu lagi
air kolam itu adalah air keras dan jika kamu terjatuh dan gagal maka kamu akan
meninggal". Samanera cilik itu bertambah kaget setelah mengetahui hal tersebut,
lalu samanera tersebut diajak keluar dari tempat itu. Setelah kembali dari
tempat itu samanera terus terus dan terus berlatih untuk mempersiapakan
semuanya, dan awal latihan beliau gagal tetapi akhirnya lama kelamaan berhasil.
Dan tibalah waktunya dimana samanera itu harus menyebrangi kolam itu, lalu
tibalah mereka di tempat tersebut sebelum masuk bhikkhu itu bertanya kepada
samanera cilik itu “apakah kamu sudah siap??” jawab
samanera cilik itu dengan lantangnya “saya
siaaappp….” Akhirnya dibukalah pintu dari tempat tersebut dan apa yang terjadi
ternyata tanpa diduga samanera cilik ternyata papan kayunya menjadi lebih
kecil, dan hal tersebut membuat samanera cilik itu menjadi tidak yakin padahal
sebelumnya beliau sudah yakin bisa menyebrangi kolam itu. Lalu bhikkhu senior
berkata “hayo, silahkan kamu
menyebrangi kolam tersebut” dengan terpaksa ,rasa ragu, dan takut samanera cilik itu menyebrangi
kolam dengan hati-hati dan ternyata pada saat beliau tiba di tengah kolam samanera
cilik itu menjadi tidak seimbang dan terjatuh Dan bhikkhu senior itu tertawa
terbahak-bahak menyaksikan hal tersebut. Dan apa yang terjadi samanera itu
kaget ternyata beliau tidak apa-apa, lalu beliau bertanya kepada bhikkhu senior
tersebut “bhante, kenapa saya tidak
mengalami apapun padahal air kolam ini
adalah air keras kata kamu waktu itu??” lalu bhikkhu itu menjawab “ternyata kamu mudah terpengaruh akan apa yang
di ucapkan oleh orang lain. Sebenarnya air dari kolam hanyalah air biasa,
karena keraguan dan ketakutan kamu maka membuat kamu gagal dalam menyebrangi
kolam tersebut. Seandainya saja kamu yakin pada diri kamu sendiri bahwa kamu bisa
walau papan tersebut menjadi lebih kecil kamu pasti berhasil menyebrangi kolam
tersebut” dengan basah samanera dan bhikkhu itu kembali kevihara, dari hal
tersebut samanera cilik itu belajar bahwa kita harus yakin pada diri sendiri
bahwa kita bisa melakukan sesuatu hal walau apa yang kita hadapi itu sulit dan
tidak mudah percaya akan apa yang diucapkan seseorang karena apa yang diucapkan
belum tentu benar adanya.
kesimpulan: - bahwa kita harus yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu hal walau apa yang kita hadapi itu sulit.
kesimpulan: - bahwa kita harus yakin pada diri sendiri bahwa kita bisa melakukan sesuatu hal walau apa yang kita hadapi itu sulit.
-tidak mudah percaya akan apa
yang diucapkan seseorang karena apa yang diucapkan belum tentu benar adanya.
Cerita
ini dikutip dari buku sicacing dan kotoran kesayangannya edisi pertama
Semoga
cerita ini bermanfaat bagi anda sekalian. Thx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar