Naga
sebagai mahluk yang mempunyai karma baik dan telah mencapai pembinaan
kehidupan spiritual tahap tertentu, karena mereka telah melatih
pembinaan spiritual yang sangat lama. Pencapaian spiritual yang lama ini
menjadikan kaum naga memperoleh berkah dan kedudukan yang terhormat.
Pencapaian
dan karma baik yang dimiliki kaum naga, menjadikan banyak naga yang
mendapatkan kesempatan untuk mengabdikan dirinya secara langsung sebagai
pendamping dan pelindung Buddha, Bhodisatva, dan para mahluk suci
lainnya. Sering kita melihat gambar Bodhisatva Kwan-Im sedang berdiri
diatas naga yang mengantarkan kemana Sang Dewi pergi.
Kaum
naga memiliki berbagai macam ras yang berbeda-beda, dan setiap ras
terbagi dalam dua gender yaitu lelaki dan wanita. Dimana naga lelaki
mempunyai tanduk yang membesar dibagian atasnya, tetapi naga wanita
mempunyai tanduk yang lebih ramping dan kadang mengecil dibagian
atasnya.
Selain
itu naga lelaki mempunyai janggut yang berkilauan seperti mutiara di
dagu dan pada lehernya. Dan naga wanita akan tampak berbeda pada bentuk
hidungnya, yang lebih lurus. Dagu dan lehernya tidak memiliki janggut.
Perlambangan
energi naga pada Fung-Shui diakui energinya sebagai salah satu
pelindung di sebelah kiri dan pembawa energi keberuntungan dengan
perlambangan warna hijau atau biru. Sedangkan di sebelah kanan di
lambangkan dengan energi macan. Penyatuan kedua energi yang saling
melengkapi dapat membentuk suatu energi chi yang baik.
Pada
aliran Fung-Shui yang melambangkan arah angin dan musim, dikenal dengan
istilah Naga Biru. Yang berarti naga timur dan merupakan perlambangan
dari musim spring, dan awal tahun. Macan putih yang berarti macan barat
dan merupakan perlambangan arah barat.
Naga
merupakan salah satu dari mahluk alam lain yang sangat unik dalam
memilih lokasi. Mereka tidak akan sembarang, bahkan dapat dibilang
benar-benar sangat berhati-hati dalam menilai dan memperhitungkan lokasi
tempat kediamannya. Sehingga tempat dan lokasi yang disukai oleh kaum
naga, biasanya akan memiliki energi chi yang sangat tinggi dan baik.
Kelebihan
dari kaum naga ini, yang menjadikan kaum naga dikenal memiliki banyak
energi berkah dan rejeki yang berlimpah dibandingkan mahluk lainnya.
Sehingga beberapa Master Fung Shui yang dapat mengetahui keberadaan
naga, akan mempertimbangkannya sebagai suatu kelebihan yang sangat
positif.
Inilah beberapa contoh tempat yang lebih disukai oleh kaum naga:
1. Tempat dimana terdapat pohon yang pernah disambar petir dan terbakar.
2. Di laut pada bagian tengah teluk, biasanya ditandai dengan motif ombak yang seperti sisik naga.
3. Di dekat pinggir pantai yang terdapat banyak batu karang yang menonjol di permukaan laut.
4. Di danau yang tenang dan bersih di gunung ataupun di kaki gunung.
Kelima, di dalam gua, dimana sering muncul pelangi di atas atau dari
dalam mulut gua.
Karena
pada umumnya tempat yang disukai Naga sangat erat hubungannya dengan
elemen air. Maka naga banyak dihubungi dengan dewa hujan dan batara
indra, dewa halilintar (li-kong). Hal ini erat hubungannya dengan cara
fung -shui yang mempergunakan unsur air sebagai pembawa energi berkah
dan kekayaan.
Untuk
menjadi naga diperlukan pembinaan yang tidak mudah, dan waktu yang
sangat lama. Salah satu jenis naga berasal dari ular air. Ular air
bilamana telah bermeditasi selama 500 hingga 1000 tahun, akan berubah
menjadi Ular-Ikan ( ½ Ular ½ Ikan) dimana kepalanya masih berupa ular,
tetapi tubuhnya mulai membesar sedikit dan sisiknya membesar seperti
ikan, juga ekornya mulai berupa ekor ikan.
Ular-Ikan
ini bila melanjutkan meditasinya selama 500 tahun hingga 1000 tahun,
maka akan berubah menjadi Ikan-Naga ( ½ Ikan ½ Naga ). Ikan-Naga
mempunyai tubuh dan ekor seperti ikan, tetapi kepalanya membesar dan
telah menyerupai kepala naga. Pada tahap ini ada juga yang telah
menampakkan tanduk kecil di atas kepalanya.
Di
Indonesia, Ikan-Naga ini banyak dijumpai di daerah pantai selatan pulau
jawa dan bali, karena berkah yang dimiliki Ikan-Naga ini maka banyak
penduduk setempat menghormati Ikan-Naga agar dapat diberikan hasil ikan
yang berlimpah dan bebas dari wabah penyakit menular.
Ikan-Naga
juga mempunyai unsur air yang sangat kuat, sehingga oleh masyarakat
jawa di masa lampau banyak diundang sebagai energi yang dapat mencegah
terjadinya kebakaran terlebih-lebih dimusim kemarau yang panjang.
Ikan-Naga
yang melanjutkan meditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun, akan
berubah menjadi Naga Tanpa Tanduk. Seluruh tubuhnya sempurna menjadi
naga, dengan warna yang menyerupai biru kehijauan. Walaupun ada juga
yang telah mempunyai tanduk, tetapi tanduk dikepalanya masih sangat
kecil sekali.
Naga
tanpa tanduk ini banyak di jumpai dalam hiasan kerajaan-kerajaan di
tanah jawa pada masa lampau. Dimana energi yang terpancar dari naga
tanpa tanduk dapat menambah pamor dan wibawa dari tempat yang di
diaminya.
Naga Tanpa Tanduk akan menjadi Naga Bertanduk bilamana dapat bermeditasi selama 500 tahun hingga 1000 tahun lagi.
Naga
Bertanduk mempunyai tanduk besar yang sempurna, dan ditumbuhi janggut
panjang yang berkemilauan seperti pearl. Naga Bertanduk pada tingkat ini
sebagian telah dapat terbang di angkasa tetapi kemampuan jangkauannya
masih terbatas.
Dibutuhkan
meditasi sedikitnya 1000 tahun untuk mencapai Naga Emas yang sempurna,
tubuhnya dapat berubah warna seperti: cahaya emas, ataupun warna
matahari. Naga Emas dapat terbang kesegala penjuru alam, walaupun
tampaknya tidak mempunyai sayap. Adapula jenis naga lainnya yang tampak
memiliki sayap di badannya.
Tidak
banyak naga yang dapat mencapai tingkat Naga Emas. Salah satunya dapat
kita lihat sebagai pengikut Bunda Mulia yang mengabdikan dirinya pada
Bunda Mulia dan mendapat tugas untuk memegang dan menjaga Pusaka Stempel
Perintah Bunda Mulia. Selain itu banyak pula naga-naga lainnya yang
mengabdikan dirinya untuk menjaga dan menjunjung tinggi perintah Bunda
Mulia.
Salah
satu kursi tahta Bunda Mulia merupakan jelmaan dari 12 naga, dan jubah
dan tongkat Kebesaran Bunda Mulia juga merupakan jelmaan dari naga-naga
emas. Pada saat Bunda Mulia menampakkan dirinya di gunung Kun-Lun, 12
naga menjelma sebagai alas duduk Teratai Emas Bunda Mulia. Pada bagian
atas Teratai emas Bunda Mulia tampak sinar putih bagaikan cahaya
matahari dan sinar emas bagaikan cahaya rembulan. Cahaya ini merupakan
sinar dari tubuh dan janggut naga yang menjelma sebagai Teratai Emas.
Masih
banyak lagi kisah naga yang mengabdikan dirinya pada Bunda Mulia,
Bodhisatva, pewaris ajaran dan murid Bunda Mulia. Hasil meditasi dan
karma baik dari kaum naga, menjadikan kaum naga memiliki berkah dan
energi rejeki yang luar biasa banyaknya. Hal ini membuat kaum naga
banyak di hormati dan di berikan persembahan oleh manusia. Semua ini
bertujuan, agar kiranya sang naga sudi melimpahkan berkah keberuntungan
yang dimilikinya.
Kaum
naga juga dapat mengerti bahasa burung dan binatang lainnya. Dimana ada
suatu cerita legenda yang menjelaskan bilamana seseorang memakan hati
naga, dia dapat mengerti bahasa binatang. Kepercayaan ini tidak hanya
dipercayai oleh masyarakat China terdahulu, tetapi juga di indonesia.
Cerita tentang hati naga yang menjadikan seseorang mengerti bahasa
binatang juga dipercayai oleh penganut kepercayaan jawa kuno di
Indonesia.
Kisah
ini mungkin telah menjadi legenda di tanah jawa, kisah hati naga dapat
dilihat pada cerita Aji Saka. Aji Saka merupakan orang pertama yang
menginjak tanah jawa dan sebagai nenek moyang manusia di tanah jawa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar